Hijaunya Hutan Mangrove Edupark Maroon Semarang

Pantai maroon merupakan objek wisata pantai yang berada di daerah Semarang tepatnya di Tugurejo, Tugu, kota Semarang. Yang menjadi daya tariknya bukan hanya wisata pantainya saja sob, melainkan disini terdapat hutan mangrove atau istilah kerenya mangrove edupark maron.



Adapun rute yang bisa kita pakai kalau ingin berkunjung ke pantai maroon atau ke hutan mangrove maroon adalah lewat Kalibanteng. Jika kamu dari arah Semarang Barat / Kendal setelah melewati lampu bangjo Krapyak 2 ( sebelah kirinya ada Samsat III Semarang ) lurus sedikit lagi. Perhatikan halte bus trans Semarang di kiri jalan. Persis di sebelah halte bus tersebut terdapat jalan masuk kekiri. Silahkan masuk ke jalan tersebut kira-kira 500 meter sampai melewati rel kereta api. Nah setelah itu akan ada papan penunjuk arah menuju ke pantai maroon.





(27/11/16) Di kesempatan pagi yang cerah ini saya menyempatkan diri untuk berkunjung ke hutan mangrove maron. Niat dan tujuan saya dari rumah cuma ingin ke hutan mangrovenya saja. Karena penasaran akan tempat dan keindahanya yang ditawarkanya.



Saya berangkat dari rumah sekitar jam 8 pagi. Terlalu siang ya? maklum aja karena lokasinya nggak jauh-jauh amat dari rumah. Sekitar 30 sampai 45 menit perjalanan. Saya juga menggunakan rute yang saya sebutkan diatas. Karena beberapa waktu yang lalu saya sempat berkunjung ke pantai maron makanya saya nggak kaget akan jalan dan medan yang nanti akan saya lewati.





Nah menurut papan penunjuk arah kita harus melanjutkan perjalanan lagi kira-kira 3Km. Oke semangat.. semangat.. Bentar-bentar sebelum melanjutkan perjalanan waktu saya berkunjung ke pantai maron dulu objek wisata maroon mangrove eduparknya belum ada ya sob. Maklum saja karena kawasan hutan mangrove maroon ini masih terbilang fresh..



Next.. Perjalanan sejauh 3Km tersebut harus kita lalui dengan medan yang terjal. (27/11/16) Jalanan masih berupa tanah liat. Jangan lupa pakai masker ya sob.



Selama perjalanan kita dapat melihat bandara Ahmad Yani Semarang dari dekat. Kalau beruntung kita bisa melihat kesibukan bandara dengan adanya pesawat yang hendak terbang ataupun turun.



Tak beberapa lama kemudian saya berjumpa dengan seseorang penjaga tiket. Perlu membayar tiket masuk sebesar Rp.5.000 untuk melanjutkan perjalanan. Ohh iya biaya tersebut dihitung per orang atau per motor saya kurang paham ya sob. Soalnya kemarin saya sendirian dan menggunakan sepeda motor.



Setelah menempuh medan yang lumayan terjal akhirnya sampai juga saya di lokasi maroon mangrove edupark. Saya lihat pengunjung yang datang tidak terlalu ramai hanya ada beberapa sepeda dan sepeda motor saja yang terparkir dilokasi parkir. #Lagi kita harus membayar tiket masuk sebesar Rp.5.000 untuk masuk ke kawasan hutan mangrovenya. Jadi gini sob yang pertama tadi adalah tiket masuk untuk masuk ke pantai maroon sob, nah jadi kalau kamu habis ini mau ke pantainya silahkan aja langsung nggak papa.



"Ini sudah lama atau baru ya pak?" tanyaku kepada penjaga tiket.

"Masih baru mas, nembe dibukak kok?" jawabnya.

"Ya sekitar bulan Maret (2016) yang lalu." imbuhnya.

"Wah masih seger dong pak, soalnya waktu itu saya main ke pantai maroon ini belum ada." ujarku.

"Hehehe.. iya mas, soalnya masih baru." jawabnya.

"Ohh.... yaudah pak, tak masuk dulu." ucapku menutup obrolan.

"Ohh iya mas, silahkan."





Setelah memasuki hutan mangrove saya melihat ada sebuah menara berwarna biru yang terletak di dekat pintu masuk. Maksud hati ingin naik namun karena disana ada orang jadi saya pending dulu nanti pas sepi.



Saya berusaha menyusuri jalan demi jalan yang telah disediakan. Jalan ini hanyalah sebuah batang bambu melintang yang berada di atas tambak. Yang membuatnya semakin terlihat cantik adalah pinggir-pinggirnya terdapat hijaunya tanaman mangrove. Mangrove / bakau = Rhizophora mucronata.





Adem banget lihat hijaunya pepohonan mangrove. Makanya lets go green ya sob. Biar bumi makin hijau. Biar yang lihat adem, makin seger, makin sehat, makin berkah.. Amiiin..



Karena penasaran saya perlahan lahan mengikuti jalan bambu ini terus.. terus.. dan terus.. saya kira bakalan tembus kemana gitu. Ehh.. rupanya udah diujung aja. Hahaha. Jadi diujung jembatan ini terdapat gazebo untuk beristirahat. Ada beberapa gazebo yang tersebar di berbagai sudut, salah satunya ada di pojok sini.





Tak lama kemudian saya kembali putar balik setelah beristirahat disini beberapa menit. Saya lihat ada orang yang mancing juga diantara rerimbunan pohon mangrove.





Dan... saya sampai di gazebo tengah-tengah hutan. Tadi pas waktu berjalan ke ujung saya juga sempat melewati gazebo ini cuma karena tadi ada yang nongkrong disini jadi nggak enak kalau ikutan gabung. Makanya saya pending dulu singgahnya. Kebetulan sekali pas saya mau ke menaranya disini malah sepi. Ya udah mampir dulu aja, serambi membaca informasi yang ada.



Nah disini banyak hloh informasi-informasi yang tersebar dan dipasang di papan maupun disela-sela pepohonan. Jadi selain berwisata kita dapat sekalian belajar disini. Ohh ya ngomong-ngomong ini kan saya mau ke menaranya. Oke cekidot kemon.. mumpung sepi nggak ada orang..



Menara ini memang nggak begitu tinggi sob, tapi tetep harus hati-hati saat memanjat dan berada diatas ya sob. Perlahan-lahan saya menampakkan kaki di anak tangga. Tak lama kemudian sampailah saya di atas. Alhamdulillah.. seger banget.. melihat pemandangan dari atas.





Nampak dari atas menara kita dapat melihat pantai maron. Atau laut Jawa ya kalau di peta. Nah misalkan kamu mau mampir ke pantainya jaraknya dari sini nggak terlalu jauh kok sob.





Disisi lain kita dapat melihat kesibukan bandara Ahmad Yani Semarang. Nampak terlihat pesawat yang lepas landas maupun turun ke bandara. Ditunggu aja ya sob antara 10 sampai 15 menitlah. Nanti bakalan ada pesawat yang kesini.



Sedangkan disudut lain kita dapat melihat pemandangan kota Semarang lengkap dengan gunung Ungaran di sebelah Selatan. Namun pas saya kesini kemarin keadaan gunung Ungaran sedang terselimuti oleh kabut. Jadi nggak begitu kelihatan.



Saat berada diatas sini tiba-tiba datanglah orang lain yang naik ke menara ini. Goyange rak karuan. Jadi agak serem juga nih. Hehehe.. Tapi nggak papa yang penting nggak banyak-banyak yang naik kesini.



Waktu semakin siang. Para pengunjung bersilih ganti datang dan pergi. Akhirnya saya memutuskan untuk pulang juga.



"Sudah mas?" sapa bapak-bapak yang tadi jaga tiket.

"Iya pak.. kok agak sepi ya pak?" tanyaku penasaran.

"Iya soalnya sudah siang mas, biasanya pagi atau sore." jawabnya.



Percakapan singkat kami berakhir begitu saya berpamitan dengannya untuk pulang..



Ohh iya.. masalah fasilitas disini kemarin cuma ada toilet di parkiran, gazebo, menara pandang, papan informasi, tempat sampah, sama warung ditengah-tengah hutan. Semoga kedepan objek wisata mangrove edupark maroon ini dapat berkembang lebih baik lagi, sehingga semakin menarik minat para pengunjung yang datang kemari.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama