Menghangatkan Tubuh Dengan Jahe Rempah Pak Nur

Musim hujan identik dengan hawa yang dingin dan suhu udara yang merendah. Tak jarang orang-orang berburu sajian kuliner hangat untuk menangkal rasa dingin yang menyelimuti tubuh. Sebagian orang akan memilih teh hangat, kopi, jeruk hangat, atau susu hangat saat hujan mulai turun. Tapi tak jarang pula yang memilih wedang jahe untuk dijadikan penghangat tubuh.



Ya, jahe memang mengandung khasiat yang sangat luar biasa. Selain digunakan untuk bumbu masakan, jahe juga diolah menjadi minuman yang cocok sekali diminum saat hujan. Nah, saya nggak akan membahas jahe secara menyeluruh. Karena sudah banyak ya informasinya di luar sana.



Kali ini saya mampir ke daerah desa Protomulyo kecamatan Kaliwungu Selatan, tepatnya di perumahan kaliwungu indah. Hloh.. Ini kan kampung saya sendiri?



Musim hujan sudah mulai datang, hawa dingin begitu terasa apabila matahari mulai tertutup di ufuk Barat. Saat itulah timbul rasa ingin menghangatkan tubuh. Diantara minuman penghangat badan yang saya sebutkan diatas saya tertarik dengan wedang jahe.



Ngomongin wedang jahe pasti banyak pilihanya. Ada wedang jahe biasa, wedang susu jahe, atau yang lebih maknyus lagi ada wedang ronde. Biasanya minuman jahe akan mudah kita temui di lapak pedagang kaki lima atau kalau istilah sininya adalah sego kucing ( nasi kucing ). Kita dapat memperolehnya saat sore hari hingga malam hari.



Jalan masih basah karena hujan yang tadi mengguyur daerahku. Hawa dingin juga masih berselimut di tubuhku. Mumpung belum terlalu larut saya memutuskan untuk mencari wedang jahe sebagai penghangat badan. Karena dingin juga membuat saya malas untuk berjalan jauh, maka dari itu saya memutuskan untuk mampir di warung temen di kampung ( maksudnya warung orang tuanya ).



"Pak jahe anget ya pak?" ujar saya kepada pak Nur saat memesan wedang jahe.

"Jahe rempah apa original mas?" jawabnya.

"Hloh.. beda to pak, bedanya apa ya?" tanya saya penasaran.

"Kalau rempah banyak campuranya, kalau original biasa." jawabnya sambil senyum.

"Ohh.. ya udah yang rempah aja pak." jawabku sambil senyum juga.

"Oke.. bentar ya mas.."





Minuman jahe rempah sehabis di buat, nampak begitu berwarna dan bervariasi.



Di balik layar sego kucing ini ada pak Nur Rochman dan Mbak Wik. Yang membuatnya spesial ya itu tadi ada jahe rempah yang belum pernah saya dengar sebelumnya. Kucingan berada di perumahan Kaliwungu Indah. Mungkin agak susah ya kalau belum pernah kesini. Oke, jadi begini begitu masuk ke pintu gerbang perumahan ambil jalan disebelah kanan. Lurus saja terus sampai ketemu ruko-ruko. Kemudian turun kebawah sebentar, maka kita akan melihat lapangan bulu tangkis, nah disitulah lokasi kucingan pak Nur Rochman.



Tak beberapa lama pesanan saya datang juga. Ku melihat kemepul asap yang keluar dari wedang jahe ini. Wah pas banget buat penghangat badan. Nah, begitu saya melihat wedangnya ternyata memang beda sama wedang jahe yang selama ini saya minum. Di dalamnya terdapat potongan jahe original dan daun sereh sebagai pengharum minuman.



Rasa jahenya begitu terasa. Apalagi diminum pas habis hujan gini. Hangatnya langsung merasuk kedalam. Yang pasti enaknya diminum pas anget-angetnya ya sob.





Terus bedanya apa sih jahe rempah sama original? Di lain hari saya kesana lagi dan membeli jahe original. Seperti yang dijelaskan pak Nur kalau jahe original itu nggak ada campuranya. Jadi seperti jahe pada umumnya. Untuk masalah rasa sebelas dua belaslah sama jahe rempah. Karena jahe rempah ada campuran potongan jahe jadi rasa jahenya lebih terasa yang jahe rempah.



Untuk masalah harga jahe rempah ini kita hanya perlu membayar Rp.5.000 saja sedangkan jahe original sebesar Rp.3.000.



Mau dibungkus atau dibawa pulang juga bisa. Yang nggak kalah asyiknya lagi kalau mau diminum disini kita bisa mendapatkan fasilitas wifi. Wah cocok banget buat anak muda ya pastinya. Selain menyuguhkan wedang jahe kucingan ini juga menyediakan berbagai makanan dan minuman lain.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama